22 Mei 2009

Pitung Weekend Fest 2008


December 22, 2008 · Print This Article

Event Jambore Pitung Weekend Fest 2008 kali ini, yang digelar Sabtu-Minggu 20-21 Desember 2008, meski sempat diundur hampir 1 bulan ternyata sungguh diluar dugaan. Peserta yang hadir diperkirakan lebih dari 1.000 dan bahkan jika para tamu undangan dari berbagai klub motor lain dari berbagai daerah turut diperhitungkan tidak kurang dari 2.000 peserta motor turut hadir khususnya dihari Sabtu 20 Desember 2008 lalu. Venue Parkir Barat Monjali kontan menjadi lautan motor khususnya motor Pitung C-50, C-70 dan C-90 belum lagi dilengkapi dengan beberapa stan jajanan dan angkringan serta booth para sponsor.

Acara Pitung Weekend Fest yang digelar Jogja Pitung Club (JPC) bersama Bintang Production ini didukung oleh Honda, Gudang Garam Slims, Axis, SidoMuncul, Angkringan Pendopo nDalem (JAC), Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja, Koran Merapi dan Tabloid OTO Tren serta Palang Merah Indonesia. Selain menampilkan berbagai jenis hiburan musik, sexy dancer dan games, PWF 2008 juga melakukan aksi donor darah serta pencatatan rekor MURI untuk Konvoi Motor Pitung terbanyak.

Panggung hiburan utama ditengah areal venue diisi sajian TOP40 yang dibawakan oleh Exploed, Pandawa Entertainment serta D’Expose dancer dengan panduan MC Goes Bam. Belum lagi pada puncaknya Sabtu malam, peserta digoyang penuh dengan sajian musik dangdut yang dimeriahkan 8 artis diantaranya Pungky Juwita, Nia Jovanka, Ayu Permatasari, Syefi Maharani, Ria Natalia, Trias Ananta dan lain-lain.

Pada hari kedua (Minggu) Bintang Production bersama Jogja Pitung Club (JPC) juga berhasil mencatat rekor MURI untuk kategori “Konvoi Motor Motor Klasik, C-50 C-70 C-90 (Pitung) dengan Jumlah Terbanyak” yang penganugerahan penghargaannya diserahkan langsung oleh Manajer MURI Sri Widayati di panggung acara. Khusus untuk acara konvoi keliling Jogja tersebut memang sempat membuat jalan-jalan yang dilalui rute konvoi macet total dengan iring-iringan konvoi hampir mencapai 2 kilometer yang diikuti lebih dari 750 motor pitung. Pencatatan rekor MURI secara resmi hanya mencatat 739 motor dikarenakan iring-iringan yang terlalu panjang dan dikawatirkan akan sangat mengganggu arus lalu lintas di Jogja.


Catat Rekor MURI



PWF 2008 Catat Rekor MURIYogyakarta kembali menegaskan citranya sebagai kota motor dengan mencatat rekor MURI “Konvoi Honda C-50, C-70 dan C-90 (Klasik) Terbanyak” Minggu 21 Desember 2008 pada rangkaian event PITUNG WEEKEND FEST 2008 kemarin yang diikuti sekurangnya 739 motor Pitung dari seluruh penjuru nusantara.

Piagam rekor MURI yang ke 3.528 tersebut diserahkan Manajer MURI Sri Widayati kepada Ketua Jogja Pitung Club (JPC) Andreas Dewanto dan kepada Bintang Production yang diwakilkan Eddy Hardiyanto di areal Parkir Barat Monumen Jogja Kembali (Monjali).

Upaya pencatatan rekor tersebut dimulai pukul 09.15 WIB dengan mengambil rute Parkir Barat Monjal - Ringroad Utara - Jalan Seturan - Jalan Babarsari - Jalan Solo - Jalan Diponegoro - Jalan Kyai Mojo - Jalan HOS Cokroaminoto - Jalan Jaglan Lor - Jalan Pasar Kembang - Malioboro - Jalan KHA Dahlan - Jalan Wates - Ringroad Barat - Parkir Barat Monjali. Jumlah peserta konvoi sebenarnya melebihi jumlah yang tercatat (739 motor), bahkan tidak kurang dari 1.000 motor Pitung. Namun karena barisan yang terlalu panjang yang hampir mencapai 2 kilometer tersebut sempat terpotong/terbagi dan juga sempat dialihkan sebagian karena dikawatirkan terlalu mengganggu arus lalu lintas disepanjang rute konvoi. Terima kasih tak terhingga kami sampaikan kepada seluruh Bikers khususnya penggemar Pitung dari segala penjuru nusantara yang turut mendukung acara spektakuler pada penghujung 2008 ini.



2 komentar:

  1. sip apek tenan ............bro..lam kenal dari anak hot baturaja

    BalasHapus
  2. ok,thanks juga brO dah mo mampir dan mohon segala masukannya maupun info2 baru tentang news,event,maupun club2 all honda c70...

    Salam juga buat bikers HOT BatuRaja dari jOgja

    BalasHapus

Other side of HONDA C70

Sorichiro Honda

Honda 50 honda 70 honda 90 honda c100 honda c102 honda cm90 honda cub Honda club Honda c50 honda c90 honda c70

1906 - Soichiro Honda, born on the 17th of November in Hamamatsu, Shizuoka, Japan. The eldest son of a blacksmith who repaired bicycles, the young Soichiro had only an elementary school education when, in his teens, he left home to seek his fortune in Tokyo. He was a mechanical engineer with a passion for motorcycle and automobile racing.

1922 - An auto repair company hired him, but for a year he was forced to serve as a baby-sitter for the auto shop's owner and his wife.

1936 - His racing career was short lived, however. He suffered serious injuries in a crash.

1937 - He had recovered from his injuries. He established his own company, manufacturing piston rings, but he found that he lacked a basic knowledge of casting.

1945 - His burgeoning company mass-produced metal propellers during WWII, replacing wooden ones. Allied bombing and an earthquake destroyed most of his factory and he sold what was left to Toyota.

1946 - Started his company by building motorized bicycles with small, war-surplus engines. He would grow to become the world’s leading manufacturer of motorcycles and later one of the leading automakers.
- He established the Honda Technical Research Institute to motorize bicycles with small, war-surplus engines.

1948 - His bikes became very popular in Japan. The institute soon began making engines. Renamed Honda Motor, the company began manufacturing motorcycles.

1951 - He brought out the Dream Type E motorcycle, which proved an immediate success thanks to Honda's innovative overhead valve design.

1952 - The smaller F-type cub, accounted for 70% of Japan's motorcycle production by the end of that year.

1958 - A public offering and support from Mitsubishi Bank allowed Honda to expand and begin exporting. The versatile C100 Super Cub was released and became an international bestseller.

1959 - The American Honda Motor was founded and soon began using the slogan, "You meet the nicest people on a Honda," to offset the stereotype of motorcyclists during that period.

- In June, the Honda racing team brought their first motorbike to compete in the Isle of Man Tourist Trophy (T.T.) race, then the world’s most popular motorcycle race. This was the first entry by a Japanese team.

1961 - Their first failure, they were the sensation at the TT by capturing the first five places in both the 125cc and 250cc classes. The upstart Japanese had outclassed all their rivals. As a result of the team's stellar performance, the Honda name became well known worldwide, and its export volume rose dramatically.

1967 - He oversaw a worldwide company, he entered the automobile market, he never shied away from getting his hands greasy.

1971 - He was awarded the AMA’s highest honor, the Dud Perkins Award.

1973 - At 67, retired on the 25th anniversary of Honda's founding. He declared his conviction that Honda should remain a youthful company.

1989 - He also received the American auto industry's highest award when he was admitted to the Automotive Hall of Fame.

1991 - Died on the 5th of August from liver failure at 84.



si pipit

Alkisah begini.. dari awalnya diriku tu pengen banget pnya motor... n pilihanku tertuju pada motor HONDA yang terkenal ngirit, banter, gesit, genit, dan lainnya.... pokoknya bandel deh..
Apalagi motor yang satu ini... wooooow dari lirikan matanya ni.... menggairahkan, ntu liat potonya..


palagi dari bodi sampingnya yahuuuud,

tapi jangan salah dari blakang tak kalah semoknya dari bebek2 biasa yang ada..

Dilahirkan pada taon 1976, isi cilinder 70cc, body warna hijau, warna TNKB hitam (ugh menyeramkan..), dan makanannya bensin 4,5 liter klo fuel.. HONDA C70 itulah namanya cman diriku sering menyebutnya si PiPit.. cinta sejatiku....(walah sok romantis yee... kyak g butuh wedokan) ya memang butuh, maksudnya tu juga bisa diajak berpetualang cinta.. walaupun hanya beberapa gadis menyatakan mau (dengan berat hati mo ngomongnya) berboncengan denganku menaiki si PiPit.. yang pentingkan jurus rayuan gombalnya kukeluarkan.. (ciaaaat-ciaaaat-ciaaaaaaat... kena dech.. hehehe) beberapa pergi lagi.. yang laen ngantri kali ya.... Ups koq jadi ngomongin ntu sich...

Kita lanjut lagi.....

Dengan rata-rata kecepatan 80-100 Km/jam motor ni dah menyusuri
berbagai daerah pebukitan diantaranya: wonosari, kulon progo, kaliurang, merapi, magelang, kaki bukit gunung sumbing dan masih banyak lagi... sampe lupa aku, dah mengembara kemana ja, cos menemaniku hampir 10 tahun...
Walaupun dia tidak seumuran denganku malahan lebih tua dariku sekitar 5 tahunan.. tapi dia dah menemaniku melanglang berbagai kota, khususnya daerah Jogja Rock City... masih tangguh kan.... bayang pun 10 taon men....
Ada kisah unik diriku dengan si PiPit.. begini ceritanya......
Pada suatu waktu (lupa aku kapan ya, pokoknya pada saat mo brangkat kuliah) dah keburu waktu ups tiba2 smpai di jalan raya tu keadaannya macet... padahal aku dah tancap gas.. wuuuus-wuuuuus.... ciiiiiiiiiit.. tiba-tiba di sebelah barat pertigaan Janti ada mobil ngerem mendadak... diriku dan si PiPit pun kaget... Astaghfirullah.... ccciiiiiiiitt.. GEDUBRAK.... ban depan si PiPit masuk dibawah bemper belakang mobil tu... dan aku berpikir waduh roda si Pipit nee... ternyata sekejap kulihat dan kurasakan Alhamdulillah g da perbedaan dengan sebelum nabrak... padahal aku melihat bemper mobil tu penyok2 hingga membentuk ban si PiPit...

Itu tadi kisah Klasik yang dulu untuk Masa depan.. untuk cerita anak cucu...







SURABAYA With C50

July 6,2009

Huaaaa… ini hari terakhirku di Surabaya. Bertemu dengan teman lama dan juga sepupu jauhku adalah agenda utama hari ini. Makan nasi pecel Kertajaya membuka perjalanan hari ini. Dilanjuti dengan menelusuri pantai kenjeran lalu tiba deh di Suramadu.

@ Madura, 1 km before Suramadu bridge

@ Madura, 1 km before Suramadu bridge

Mataharinya terik banget, tapi udaranya dingin. Menurutku seru juga sih Jam 10.00 udaranya begitu. Cuma ga tahan debunya. Untungnya tidak kesiangan karena pas kembali ke Surabaya macet aja gitu yang mau masuk ke Suramadu. Kalau dibandingan dengan naik kapal memang jauh lebih murah. Bisa separuh harga, bahkan kurang. Jadi bisa dibayangkan dong yah betapa Jembatan ini sangat menolong. Sudah murah lalu tidak membutuhkan waktu yang lama (hanya hitungan menit sudah tiba di Madura, tidak seperti naik kapal yang memakan waktu 1 Jam).

Perjalananku hari ini lanjut ke Jl. Pacar. Disana sudah menunggu gerobak bakwan malang yang katanya enak. Berhubung di kamusku hanya ada enak dan enak banget serta ini salah satu makanan kesukaanku, jadi jangan heran kalau aku mampu menghabiskan 1 1/2 porsi. Dari sana berlanjut ke Ice Cream Zangrandi. Meskipun menurutku tetap Campina paling enak, aku harus ke Zangrandi sembari janjian dengan seorang teman lama dan seorang sepupuku yang tinggal disini. lagipula sepertinya ice cream ini direkomendasikan semua orang kalau ke Surabaya.

Erik (my cousin), me and Artya (my old friend)

Erik (my cousin), me and Artya (my old friend)

Dari Zangrandi aku mengurus hotel untuk Check out dan langsung makan siang dirumah keluarga besarnya tiok. Dari sini petualanganku dimulai. Petualangan singkat bersama si Honda putih selama 1,5 Jam saja menelusuri jalan di Surabaya. Masih penasaran sama si Honda C50. Ternyata memang banyak Honda seliweran. Tapi kebanyakan C70. Sedangkan aku masih kekeuh dengan si C50 itu.

Widhi (tiok's cousin) and Me

Widhi (tiok's cousin) and Me

Pemberhentian pertama adalah rumah Mirza (teman Widhi). Aku kaget dan hampir teriak pas melihat sebuah sepeda motor tua yang bertengger didalam garasinya. Motor itu bukan C50. Tapi melihat model nya yang pispot serta warnanya yang seru, benar benar membuatku terpesona. Kata Widhi, motor C70 pispot ini lebih susah dicari dibandingkan C50. Mirza semakin meng-kompori aku setelah dia menyebutkan nominal dari C70 pispot bahan yang iya dapatkan. Hanya 1,5 juta! Mirza memang terkenal beruntung dalam hal motor-motor tua. Dia tidak perlu mencari bahan, tetapi rata rata bahan-bahan tersebut datang ke dia. Rumahnya yang mungil dia jadikan bengkel untuk mengutak ngatik seluruh bahan yang dia dapatkan secara tidak sengaja. Selain si C70 pispot itu dia sedang membangun Honda Chaly. Huhuhu gemas rasanya….

C70 Pispot milik Mirza

C70 Pispot milik Mirza

Setelah mencoba keliling komplek dengan motor Mirza, aku melanjutkan perjalananku ke sebuah bengkel kecil tak jauh dari sana. Humm banyak CB yang sudah rapi, tak banyak yang bisa kulihat karena aku sudah tidak konsen berada disana. Waktu sudah menunjukan pukul 4.00 sore, flight jam 7.00 malam sedangkan aku harus menjemput ibu ku di rumah sepupuku. Aku memang tidak suka kalau terlalu mepet dengan waktu penerbangan. aku selalu mau menikmati akhir dari perjalan ini. Hampir setiap perjalanan sih…

Penutup dari perjalanan ini benar benar diluar dugaan. Memang hampir tidak pernah aku melakukan penerbangan di malam hari. Terpesona aku melihat City Light kota Surabaya dari tempat duduk ku. Benar benar tidak mau melewatkan sedikit pun pemandangan itu. Aku coba mengambil gambar, tapi sayang hasilnya tidak bagus. Dan satu hal yang ingin sekali aku lakukan adalah menunjukan city light itu sama kamu. Tapi sayang… sepertinya untuk saat ini, aku hanya bisa menikmati itu sendiri tanpa kamu…


Data Blog