Huaaaa… ini hari terakhirku di Surabaya. Bertemu dengan teman lama dan juga sepupu jauhku adalah agenda utama hari ini. Makan nasi pecel Kertajaya membuka perjalanan hari ini. Dilanjuti dengan menelusuri pantai kenjeran lalu tiba deh di Suramadu.

@ Madura, 1 km before Suramadu bridge
Mataharinya terik banget, tapi udaranya dingin. Menurutku seru juga sih Jam 10.00 udaranya begitu. Cuma ga tahan debunya. Untungnya tidak kesiangan karena pas kembali ke Surabaya macet aja gitu yang mau masuk ke Suramadu. Kalau dibandingan dengan naik kapal memang jauh lebih murah. Bisa separuh harga, bahkan kurang. Jadi bisa dibayangkan dong yah betapa Jembatan ini sangat menolong. Sudah murah lalu tidak membutuhkan waktu yang lama (hanya hitungan menit sudah tiba di Madura, tidak seperti naik kapal yang memakan waktu 1 Jam).
Perjalananku hari ini lanjut ke Jl. Pacar. Disana sudah menunggu gerobak bakwan malang yang katanya enak. Berhubung di kamusku hanya ada enak dan enak banget serta ini salah satu makanan kesukaanku, jadi jangan heran kalau aku mampu menghabiskan 1 1/2 porsi. Dari sana berlanjut ke Ice Cream Zangrandi. Meskipun menurutku tetap Campina paling enak, aku harus ke Zangrandi sembari janjian dengan seorang teman lama dan seorang sepupuku yang tinggal disini. lagipula sepertinya ice cream ini direkomendasikan semua orang kalau ke Surabaya.

Erik (my cousin), me and Artya (my old friend)
Dari Zangrandi aku mengurus hotel untuk Check out dan langsung makan siang dirumah keluarga besarnya tiok. Dari sini petualanganku dimulai. Petualangan singkat bersama si Honda putih selama 1,5 Jam saja menelusuri jalan di Surabaya. Masih penasaran sama si Honda C50. Ternyata memang banyak Honda seliweran. Tapi kebanyakan C70. Sedangkan aku masih kekeuh dengan si C50 itu.

Widhi (tiok's cousin) and Me
Pemberhentian pertama adalah rumah Mirza (teman Widhi). Aku kaget dan hampir teriak pas melihat sebuah sepeda motor tua yang bertengger didalam garasinya. Motor itu bukan C50. Tapi melihat model nya yang pispot serta warnanya yang seru, benar benar membuatku terpesona. Kata Widhi, motor C70 pispot ini lebih susah dicari dibandingkan C50. Mirza semakin meng-kompori aku setelah dia menyebutkan nominal dari C70 pispot bahan yang iya dapatkan. Hanya 1,5 juta! Mirza memang terkenal beruntung dalam hal motor-motor tua. Dia tidak perlu mencari bahan, tetapi rata rata bahan-bahan tersebut datang ke dia. Rumahnya yang mungil dia jadikan bengkel untuk mengutak ngatik seluruh bahan yang dia dapatkan secara tidak sengaja. Selain si C70 pispot itu dia sedang membangun Honda Chaly. Huhuhu gemas rasanya….

C70 Pispot milik Mirza
Setelah mencoba keliling komplek dengan motor Mirza, aku melanjutkan perjalananku ke sebuah bengkel kecil tak jauh dari sana. Humm banyak CB yang sudah rapi, tak banyak yang bisa kulihat karena aku sudah tidak konsen berada disana. Waktu sudah menunjukan pukul 4.00 sore, flight jam 7.00 malam sedangkan aku harus menjemput ibu ku di rumah sepupuku. Aku memang tidak suka kalau terlalu mepet dengan waktu penerbangan. aku selalu mau menikmati akhir dari perjalan ini. Hampir setiap perjalanan sih…
Penutup dari perjalanan ini benar benar diluar dugaan. Memang hampir tidak pernah aku melakukan penerbangan di malam hari. Terpesona aku melihat City Light kota Surabaya dari tempat duduk ku. Benar benar tidak mau melewatkan sedikit pun pemandangan itu. Aku coba mengambil gambar, tapi sayang hasilnya tidak bagus. Dan satu hal yang ingin sekali aku lakukan adalah menunjukan city light itu sama kamu. Tapi sayang… sepertinya untuk saat ini, aku hanya bisa menikmati itu sendiri tanpa kamu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar