03 Juni 2009

THE MEANING A CANDLE FOR PEACE

Dalam suatu perjalanan hidup selalu ada pahit dan manis nya...begitu juga dengan perjalanan para BIKERS di negeri tercinta kita ini,dimana selalu terdapat kesenangan,kesedihan,maupun pertemanan di setiap langkah dan perbuatan untuk mewujudkan nilai serta arti dari persatuan dan kesatuan antar sesama pecinta motor klasik yg datang dari ber aneka macam suku maupun budaya dari seluruh nusantara menjadi satu dengan beratapkan sebuah lilin perdamaian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Other side of HONDA C70

Sorichiro Honda

Honda 50 honda 70 honda 90 honda c100 honda c102 honda cm90 honda cub Honda club Honda c50 honda c90 honda c70

1906 - Soichiro Honda, born on the 17th of November in Hamamatsu, Shizuoka, Japan. The eldest son of a blacksmith who repaired bicycles, the young Soichiro had only an elementary school education when, in his teens, he left home to seek his fortune in Tokyo. He was a mechanical engineer with a passion for motorcycle and automobile racing.

1922 - An auto repair company hired him, but for a year he was forced to serve as a baby-sitter for the auto shop's owner and his wife.

1936 - His racing career was short lived, however. He suffered serious injuries in a crash.

1937 - He had recovered from his injuries. He established his own company, manufacturing piston rings, but he found that he lacked a basic knowledge of casting.

1945 - His burgeoning company mass-produced metal propellers during WWII, replacing wooden ones. Allied bombing and an earthquake destroyed most of his factory and he sold what was left to Toyota.

1946 - Started his company by building motorized bicycles with small, war-surplus engines. He would grow to become the world’s leading manufacturer of motorcycles and later one of the leading automakers.
- He established the Honda Technical Research Institute to motorize bicycles with small, war-surplus engines.

1948 - His bikes became very popular in Japan. The institute soon began making engines. Renamed Honda Motor, the company began manufacturing motorcycles.

1951 - He brought out the Dream Type E motorcycle, which proved an immediate success thanks to Honda's innovative overhead valve design.

1952 - The smaller F-type cub, accounted for 70% of Japan's motorcycle production by the end of that year.

1958 - A public offering and support from Mitsubishi Bank allowed Honda to expand and begin exporting. The versatile C100 Super Cub was released and became an international bestseller.

1959 - The American Honda Motor was founded and soon began using the slogan, "You meet the nicest people on a Honda," to offset the stereotype of motorcyclists during that period.

- In June, the Honda racing team brought their first motorbike to compete in the Isle of Man Tourist Trophy (T.T.) race, then the world’s most popular motorcycle race. This was the first entry by a Japanese team.

1961 - Their first failure, they were the sensation at the TT by capturing the first five places in both the 125cc and 250cc classes. The upstart Japanese had outclassed all their rivals. As a result of the team's stellar performance, the Honda name became well known worldwide, and its export volume rose dramatically.

1967 - He oversaw a worldwide company, he entered the automobile market, he never shied away from getting his hands greasy.

1971 - He was awarded the AMA’s highest honor, the Dud Perkins Award.

1973 - At 67, retired on the 25th anniversary of Honda's founding. He declared his conviction that Honda should remain a youthful company.

1989 - He also received the American auto industry's highest award when he was admitted to the Automotive Hall of Fame.

1991 - Died on the 5th of August from liver failure at 84.



si pipit

Alkisah begini.. dari awalnya diriku tu pengen banget pnya motor... n pilihanku tertuju pada motor HONDA yang terkenal ngirit, banter, gesit, genit, dan lainnya.... pokoknya bandel deh..
Apalagi motor yang satu ini... wooooow dari lirikan matanya ni.... menggairahkan, ntu liat potonya..


palagi dari bodi sampingnya yahuuuud,

tapi jangan salah dari blakang tak kalah semoknya dari bebek2 biasa yang ada..

Dilahirkan pada taon 1976, isi cilinder 70cc, body warna hijau, warna TNKB hitam (ugh menyeramkan..), dan makanannya bensin 4,5 liter klo fuel.. HONDA C70 itulah namanya cman diriku sering menyebutnya si PiPit.. cinta sejatiku....(walah sok romantis yee... kyak g butuh wedokan) ya memang butuh, maksudnya tu juga bisa diajak berpetualang cinta.. walaupun hanya beberapa gadis menyatakan mau (dengan berat hati mo ngomongnya) berboncengan denganku menaiki si PiPit.. yang pentingkan jurus rayuan gombalnya kukeluarkan.. (ciaaaat-ciaaaat-ciaaaaaaat... kena dech.. hehehe) beberapa pergi lagi.. yang laen ngantri kali ya.... Ups koq jadi ngomongin ntu sich...

Kita lanjut lagi.....

Dengan rata-rata kecepatan 80-100 Km/jam motor ni dah menyusuri
berbagai daerah pebukitan diantaranya: wonosari, kulon progo, kaliurang, merapi, magelang, kaki bukit gunung sumbing dan masih banyak lagi... sampe lupa aku, dah mengembara kemana ja, cos menemaniku hampir 10 tahun...
Walaupun dia tidak seumuran denganku malahan lebih tua dariku sekitar 5 tahunan.. tapi dia dah menemaniku melanglang berbagai kota, khususnya daerah Jogja Rock City... masih tangguh kan.... bayang pun 10 taon men....
Ada kisah unik diriku dengan si PiPit.. begini ceritanya......
Pada suatu waktu (lupa aku kapan ya, pokoknya pada saat mo brangkat kuliah) dah keburu waktu ups tiba2 smpai di jalan raya tu keadaannya macet... padahal aku dah tancap gas.. wuuuus-wuuuuus.... ciiiiiiiiiit.. tiba-tiba di sebelah barat pertigaan Janti ada mobil ngerem mendadak... diriku dan si PiPit pun kaget... Astaghfirullah.... ccciiiiiiiitt.. GEDUBRAK.... ban depan si PiPit masuk dibawah bemper belakang mobil tu... dan aku berpikir waduh roda si Pipit nee... ternyata sekejap kulihat dan kurasakan Alhamdulillah g da perbedaan dengan sebelum nabrak... padahal aku melihat bemper mobil tu penyok2 hingga membentuk ban si PiPit...

Itu tadi kisah Klasik yang dulu untuk Masa depan.. untuk cerita anak cucu...







SURABAYA With C50

July 6,2009

Huaaaa… ini hari terakhirku di Surabaya. Bertemu dengan teman lama dan juga sepupu jauhku adalah agenda utama hari ini. Makan nasi pecel Kertajaya membuka perjalanan hari ini. Dilanjuti dengan menelusuri pantai kenjeran lalu tiba deh di Suramadu.

@ Madura, 1 km before Suramadu bridge

@ Madura, 1 km before Suramadu bridge

Mataharinya terik banget, tapi udaranya dingin. Menurutku seru juga sih Jam 10.00 udaranya begitu. Cuma ga tahan debunya. Untungnya tidak kesiangan karena pas kembali ke Surabaya macet aja gitu yang mau masuk ke Suramadu. Kalau dibandingan dengan naik kapal memang jauh lebih murah. Bisa separuh harga, bahkan kurang. Jadi bisa dibayangkan dong yah betapa Jembatan ini sangat menolong. Sudah murah lalu tidak membutuhkan waktu yang lama (hanya hitungan menit sudah tiba di Madura, tidak seperti naik kapal yang memakan waktu 1 Jam).

Perjalananku hari ini lanjut ke Jl. Pacar. Disana sudah menunggu gerobak bakwan malang yang katanya enak. Berhubung di kamusku hanya ada enak dan enak banget serta ini salah satu makanan kesukaanku, jadi jangan heran kalau aku mampu menghabiskan 1 1/2 porsi. Dari sana berlanjut ke Ice Cream Zangrandi. Meskipun menurutku tetap Campina paling enak, aku harus ke Zangrandi sembari janjian dengan seorang teman lama dan seorang sepupuku yang tinggal disini. lagipula sepertinya ice cream ini direkomendasikan semua orang kalau ke Surabaya.

Erik (my cousin), me and Artya (my old friend)

Erik (my cousin), me and Artya (my old friend)

Dari Zangrandi aku mengurus hotel untuk Check out dan langsung makan siang dirumah keluarga besarnya tiok. Dari sini petualanganku dimulai. Petualangan singkat bersama si Honda putih selama 1,5 Jam saja menelusuri jalan di Surabaya. Masih penasaran sama si Honda C50. Ternyata memang banyak Honda seliweran. Tapi kebanyakan C70. Sedangkan aku masih kekeuh dengan si C50 itu.

Widhi (tiok's cousin) and Me

Widhi (tiok's cousin) and Me

Pemberhentian pertama adalah rumah Mirza (teman Widhi). Aku kaget dan hampir teriak pas melihat sebuah sepeda motor tua yang bertengger didalam garasinya. Motor itu bukan C50. Tapi melihat model nya yang pispot serta warnanya yang seru, benar benar membuatku terpesona. Kata Widhi, motor C70 pispot ini lebih susah dicari dibandingkan C50. Mirza semakin meng-kompori aku setelah dia menyebutkan nominal dari C70 pispot bahan yang iya dapatkan. Hanya 1,5 juta! Mirza memang terkenal beruntung dalam hal motor-motor tua. Dia tidak perlu mencari bahan, tetapi rata rata bahan-bahan tersebut datang ke dia. Rumahnya yang mungil dia jadikan bengkel untuk mengutak ngatik seluruh bahan yang dia dapatkan secara tidak sengaja. Selain si C70 pispot itu dia sedang membangun Honda Chaly. Huhuhu gemas rasanya….

C70 Pispot milik Mirza

C70 Pispot milik Mirza

Setelah mencoba keliling komplek dengan motor Mirza, aku melanjutkan perjalananku ke sebuah bengkel kecil tak jauh dari sana. Humm banyak CB yang sudah rapi, tak banyak yang bisa kulihat karena aku sudah tidak konsen berada disana. Waktu sudah menunjukan pukul 4.00 sore, flight jam 7.00 malam sedangkan aku harus menjemput ibu ku di rumah sepupuku. Aku memang tidak suka kalau terlalu mepet dengan waktu penerbangan. aku selalu mau menikmati akhir dari perjalan ini. Hampir setiap perjalanan sih…

Penutup dari perjalanan ini benar benar diluar dugaan. Memang hampir tidak pernah aku melakukan penerbangan di malam hari. Terpesona aku melihat City Light kota Surabaya dari tempat duduk ku. Benar benar tidak mau melewatkan sedikit pun pemandangan itu. Aku coba mengambil gambar, tapi sayang hasilnya tidak bagus. Dan satu hal yang ingin sekali aku lakukan adalah menunjukan city light itu sama kamu. Tapi sayang… sepertinya untuk saat ini, aku hanya bisa menikmati itu sendiri tanpa kamu…


Data Blog